Penutupan kawasan wisata Gunung Bromo dikarenakan erupsi aktifitas kawah gunung Bromo yang merupakan siklus yang rutin terjadi, oleh kerera itu kegiatan wisata Gunung Bromo di tutup sampai keadaan Gunung benar-benar aman.
Kawasan wisata Gunung Bromo ditutup. Penutupan ini dikarenakan meningkatnya status Gunung Bromo.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bromo Ahmad Subhan mengatakan letusan Gunung Bromo merupakan siklus 5 tahunan. Gunung Bromo juga termasuk gunung berapi yang fluktuatif.
"Gunung Bromo ini termasuk gunung yang 'sabar'," ujar Ahmad, Jumat, 18 desember 2015.
Maksud 'sabar' ini, menurut Ahmad, adalah Gunung Bromo jika sedang erupsi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk berhenti. Bahkan sampai saat ini PVMBG belum dapat memprediksi kapan Gunung Bromo itu akan berhenti berupsi.
"Waktunya tidak bisa diprediksi. Kami cuma bisa mengawasi tanda-tandanya," ujar Ahmad.
Menurut Ahmad, saat ini yang keluar hanya abu vulkanik hasil dari pembakaran material di inti magma Gunung Bromo. Meskipun begitu, abu vulkanik tersebut tetap berbahaya.
"Abu itu mengandung silica, bahan yang berbahaya bagi pernapasan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Dwijoko kemudian bercerita pada 2010, erupsi Gunung Bromo baru berakhir setelah 9 bulan erupsi. Dan pada 2010 itu, Gunung Bromo meletus hebat dengan mengeluarkan abu vulkanik hingga ketinggian 900 meter. "Memang pengalaman yang paling parah itu," ujarnya.
Gunung Bromo, Dwijoko menambahkan, juga pernah meletus pada 2004. Letusan itu menyebabkan batu-batuan tersembur keluar dengan ketinggian semburan 400-500 meter dari puncak Gunung Bromo. Akibat letusan tersebut, tinggi gunung bertambah 220 meter dari permukaan laut.
Sumber : http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/19/058729062/erupsi-gunung-bromo-tak-dapat-diprediksi-ini-sebabnya