gambar ilustrasi |
Saat turun dari puncak gunung Semeru, pendaki sangat diharapkan untuk FOKUS dan jangan terlalu terburu-buru. Kebanyakan korban masuk ke Blank 75 karena tidak sengaja berbelok arah ke kanan akibat lari dari atas dan masuk ke dalam zona tersebut. Perhatikan jalur yang dilewati dan menjelang kelik, jangan mengambil jalur terlalu ke kanan, sebab blank 75 adalah akumulasi kesalahan pendaki dari salahnya memilih jalur ketika turun.
Lalu bagaimana memperhatikan jalur turun agar kita tak tersesat?
Berikut ini ada tips mudahnya :
- Perhatikan bekas jejak kaki di pasir
- Sebagai tanda alamnya kalian bisa perhatikan pepohonan yang berada di kelik
- Bisa juga memperhatikan gunung Kepolo yang sangat terlihat di depan mata ketika turun. Itu bisa kalian jadikan sebagai kompas alam.
- Sejak 2015, pihak taman nasional dan relawan juga sudah memasang sebuah kain di pohon terakhir yang ada di batas vegetasi. Hal itu dapat pula kalian jadikan patokan.
- Selalu usahakan untuk selalu jalan berdampingan. Akan lebih bagus jika dengan teman seperjalanan, namun jika dengan orang lain juga tidak masalah. Selama bisa saling menjaga.
Berikut adalah beberapa kesalahan terbesar pendaki ketika turun dari puncak gunung Semeru :
- Terlalu Terburu-buru
- Berjalan Sendirian
- Kurang Fokus
Sebenarnya, ada 1 jawaban simple kenapa kita terkadang kurang fokus ketika turun dari puncak. Jawabannya
karena tampilan visual yang kita lihat. Ketika naik, pandangan kita hanya tertuju pada 1, Puncak. Sedangkan ketika turun, pandangan kita menyasar ke segala arah, hingga membuat kita lupa dan kurang fokus dengan 1 jalan turun. “Bisa melihat lebih luas bukanlah sebuah jaminan akan keselamatan.” Sekali lagi, yang terpenting dari itu semua adalah sikap, kerjasama tim, ego dan fokus.
Tahu batas diri dan Tidak memaksakan diri, gunakan logika bukan hasrat semata adalah jalan terbaik. Ingat sob, “Puncak itu hanya salah satu dari banyak tujuan dalam hidup namun nyawa bukanlah alat taruhan.” Dahulukan SAFETY HIKE bukan SELFIE HIKE.